KISAH PENERJEMAHAN THE FIFTH COLUMN KARYA HEMINGWAY

Pada sekitar pertengahan tahun 2003, seorang kolega penerbitan kecil dari Pasuruan, Jawa Timur menawarkan kepada saya untuk menerjemahkan buku berjudul The Fifth Column and Four Stories of Spanish Civil War karya Ernest Hemingway. وقد نشر هذا الكتاب في وقت لاحق تحت عنوان العمود الخامس (القوة الخامسة) في أغسطس 2003 بواسطة عربات إصدار. وكما يتضح من عنوانه, يحتوي هذا الكتاب على مسرحية بعنوان الطابور الخامس وأربعة قصة قصيرة كتبها همنغواي, كل منها قصة أو مجموعة في الحرب الأهلية الإسبانية. يشار الى ان المسرحية الطابور الخامس هو السيناريو الوحيد الدراما كتبه همنغواي. وقد كتب هذا النص في السنة 1937 عندما كان مراسلا لصحيفة تحالف أمريكا الشمالية في مدريد. أنا مهتم في قبول العرض سببين على الأقل. Pertama, كما teaterawan الذي أخرج ولعب عددا من النصوص الأجنبية, شعرت الفضول للهجمة كتابة فقط من جانب واحد من سادة من الأدب العالمي. Kedua, الجميع يعمل في كتاب لم يسبق لي أن قرأت قبل. وأعتقد أن هذا هو فرصة لقراءة ونقدر أعمال همنغواي. للتأكد من, خارج هذين الأمرين هناك أيضا اعتبارات مالية.

عملية الترجمة
بشكل عام، تم تقسيم عملية ترجمة هذا العمل إلى ثلاثة, أي ما قبل الترجمة, penerjemahan, وبعد الترجمة. عملية ما قبل الترجمة هي عملية إعداد يمكن dikata. Di dalamnya saya menggali kembali schemata (latar belakang pengetahuan) secuil tentang Hemingway dan karyanya. Lalu dengan bantuan internet saya mencoba menggali lebih jauh pengetahuan tentang Hemingway, terutama dalam kaitannya dengan buku tersebut. Namun hal ini tidak perlu saya lakukan dengan amat mendalam. Saya hanya mencari informasi yang saya kira akan membantu proses menerjemahkan the Fifth Column. Dalam proses persiapan ini saya juga membaca sekilas alias skimming atas buku yang hendak saya terjemahkan ini. Proses selanjutnya adalah proses penerjemahan itu sendiri, yaitu bergulat memilih dan memilah padanan dan berusaha bersentuhan sekaligus menghayati karya yang diterjemahkan. Sedangkan proses pra penerjemahan adalah memeriksa kembali padanan kata atau mencari kata-kata yang sukar diterjemahkan. Untuk kasus penerjemahan the Fifth Column, pertimbangan gaya penulisan pengarang agaknya juga perlu mendapat perhatian tersendiri. Proses ini saya lakukan sembari melakukan pemeriksaan silang (cross-check) dengan editor.

KENDALA DAN ATAU TANTANGAN PENERJEMAHAN
Secara garis besar, di luar kendala umum penerjemahan, ada dua macam kendala (atau saya lebih suka menyebutnya tantangan) dalam penerjemahan buku Hemingway ini. Kendala dan atau tantangan pertama adalah gaya menulis Hemingway yang cenderung bergaya jurnalistik. Hal ini dapat dimaklumi karena profesinya sebagai wartawan. Kadang narasinya bergaya setengah feature (karangan khas), dan kadang kita diajak seolah menjadi reporter yang menyaksikan langsung sebuah peristiwa dari dekat. Saya berkonsultasi dengan editor, apakah gaya ini dipertahankan atau saya mengubahnya dengan gaya yang `lebih komunikatif’ sebagai sebuah cerita. Editor menyarankan untuk tetap mempertahankan gaya Hemingway agar gaya itu tetap sampai kepada pembaca. Berikut ini saya berikan contoh petikan gaya jurnalistik investigatif yang amat kental dari cerpen Night Before the Battle yang saya terjemahkan menjadi Malam Sebelum Pertempuran:

….Below us a battle was being fought. You could see it spread out below you and over the hills, could smell it, could taste the dust of it…

ترجمة:
Di bawah kami pertempuran tengah berlangsung. Kau bisa melihat pertempuran itu meluas di bawah dan juga di atas bukit, kau bisa mencium baunya, bisa merasakan debunya…

Sementara itu, والتحدي الثاني هو قضية التعددية الثقافية في المخطوطات همنغواي. أي شخص Dalammnya في إسبانيا, Amerika, روسيا, ألمانيا وغيرها. إذا يتعلق فقط الأصل قد لا يكون مشكلة. تنشأ المشاكل عندما يكون لديه علاقة مع اللغة. دعنا نقول, على الرغم من أن الكتابة في اللغة الإنجليزية, لأن الخلفية في إسبانيا, همنغواي الحفاظ على تحية المعايدة المشتركة في الإسبانية. تحية المعايدة التي تشمل السعود (السلام), سينور (سيد), الآنسة (نونا), أو أحيانا تحية الرفاق الروس (هذا واحد يذكرني فيلم G 30S). استراتيجية الترجمة التي أقوم به هو الحفاظ عليه في اللغة الأصلية كما هو مكتوب همنغواي, ولكن بطبيعة الحال، مع حاشية. وتصبح المشكلة أكثر تعقيدا عندما واجهت بطل الاسبان المحلية الذين لا يجيدون اللغة الإنجليزية. Ini bisa dijumpai dalam naskah The Fifth Column. Untuk lebih jelasnya saya kutipkan sedikit di bawah:

ANITA. Listen good. I like you if you was sick. I like you if you dry up and be ugly. I like you if you hunchback.
PHILIP. Hunbacks are lucky.
ANITA. I like you if you unlucky hunchback. I like you if you got no money. I like you if you hunchback.

Untuk mempertahankan kesan ketidakcakapan berbahasa Inggris, maka saya tetap menggunakan struktur kalimat tokoh Anita, dan tidak membetulkannya. Mungkin akan terkesan seperti orang asing yang berbahasa Indonesia. Inilah hasil terjemahan saya:

ANITA. Dengar baik-baik. Aku suka kamu kalau kamu sakit. Aku suka kamu kalau kamu banyak bicara dan jelek. Aku suka kalau kamu bungkuk.
PHILIP. Bungkuk itu keberuntungan.
ANITA. Aku suka kalau kamu bungkuk malang. Aku suka kamu kalau kamu tidak punya uang. Kamu ingin? Aku buatkan.

Terkesan aneh memang, tapi itulah tuntutan mempertahankan gaya. Di luar kedua kendala itu, tentunya saya juga menghadapi kendala umum mencari padanan. Ya, kendala bergulat, memilah dan memilih kata. Itulah sekiranya sekelumit pengalaman saya. Oh ya, sebagai penutup menarik kiranya saya sampaikan kata-kata yang dikutip oleh penerbit sebagai kata pengantar. Mereka mengutipnya dari catatan Hemingway dalam Notes for the Next War:

….Pada jaman dahulu mereka menulis betapa manis dan terhormat orang yang mati demi negaranya. Tapi dalam perang modern, kematianmu tidak lagi manis dan terhormat. Seperti seekor anjing kau akan mati tanpa alasan yang jelas….

Salud Kamerad,

Abdul Mukhid

Other articles: Copyright © ProZ.com, 1999-2011. جميع الحقوق محفوظة.

هذه المقالة كُتبت في التصنيف ترجم. أضف الرابط الدائم إلى المفضلة.