Permasalahan dalam Penerjemahan Naskah Berbahasa Indonesia

Der Quelltext wurde nicht vollständig bearbeitet

manchmal, permasalahan muncul ketika menerjemahkan naskah laporan kegiatan dari bahasa Indonesia ke bahasa asing. Tampak bahwa sebagian laporan belum disunting secara saksama oleh Ketua Tim ataupun penanggung jawab (pada pihak perusahaan) sebelum dikirim kepada penerjemah.

Der Teamleiter, wer kommt aus einem technischen Hintergrund, nicht unbedingt in Indonesien beherrschen ist gut und richtig. Oft unterschätzen indonesische beeindruckt von der Annahme, dass die Sprache eine eigene Sprache ist. Der Bericht ist eine Form von wissenschaftlichen Arbeiten verlangen, dass die Sprache der Standardsorte neben verschiedenen anderen Regeln verwendet.

Ich nehme eine kleine Probe wie folgt: extrem lange Sätze von bis zu 30-40 kata, die Wiederholung des gleichen Zweck mit verschiedenen Sätzen, und bedeutet nicht, einen einzigen Satz.

Übersetzer sollte die gleiche wie die Struktur der Übersetzung von Texten wollen. Namun, Das ist schwer zu tun. Übersetzer hält es für notwendig, den Satz des Textes zu begradigen, bevor übersetzen.

Die Frage ist, kann ich oder soll der Dolmetscher anwesend anders als Textübersetzung? Weitere Details: Kann ein sehr langer Satz zwei oder drei Sätze geschnitten, so dass die Bedeutung klar wird,? Kann die doppelte Satz eins aufgrund übermäßigen geworfen? Kann die mehrdeutigen Satz, der das einzige Mittel geworden ist, ist die Übersetzung des gleichen Satzes zu vermeiden, ist nicht klar, wie das Original-Manuskript?

In diesem Fall, der Übersetzer die Übersetzung Käufer gewährleisten und Vorschläge einreichen. Misalnya pada kalimat yang memiliki dwimakna, penerjemah perlu memastikan apakah yang dimaksudkan ialah begini atau begitu. Acapkali, pemesan menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada penerjemah mengenai apa yang sebaiknya dilakukan. Akan tetapi, penerjemah tetap harus membuang waktu untuk meluruskan kalimat terlebih dahulu sebelum menerjemahkan demi memeroleh (sekarang, cara penulisannya bukan lagi “memperoleh”) hasil terjemahan yang bermutu.

Adakah yang mengalami seperti ini? Apa yang Anda lakukan?

Penerjemah diminta melanggar ketentuan baku

Ada juga klien yang berpesan kepada penerjemah untuk memilih memakai ejaan tidak baku dalam dokumen yang diterjemahkan. Saya ambil contoh bahan pelatihan dengan sasaran pembaca para pengusaha. Hal ini didasarkan pada anggapan klien bahwa pengusaha tidak terbiasa dengan ejaan baku. Dengan kata lain, pengusaha dianggap kurang terdidik. Wah, ini terkesan merendahkan pengusaha, bukan? Anggapan klien ini tidak sepenuhnya benar. Siapa pun yang peduli terhadap bahasa sendiri mestinya memunyai kewajiban untuk membiasakan orang lain untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama dalam ragam tulis.

Contohnya: pemakaian kata “Anda” yang baku dianggap tidak lazim di kalangan pengusaha sehingga klien meminta agar memakai kata “anda”. Demikian pula, kata yang diawali dengan huruf “k, p, t, s” apabila ditambah dengan awalan “me” seharusnya “luluh”, kecuali apabila kata diawali dengan dua buah konsonan atau kata serapan yang belum lazim. In diesem Fall, klien meminta agar penerjemah tidak menerapkan ketentuan tersebut. Sebagai contoh ialah memilih kata “memperkuat” (tidak baku, tetapi telanjur lama dipakai oleh masyarakat) sebagai ganti “memerkuat” (baku).

Penerjemah dari/ke bahasa asing berkewajiban menguasai aturan dalam bahasa sendiri terlebih dahulu disamping aturan dalam bahasa asing yang menjadi bahasa sumber atau sasaran. Bukankah mustahil menganggap diri sebagai penerjemah apabila tidak menguasai aturan-aturan tersebut?

Dalam kasus di atas, penerjemah semestinya memberi tahu klien bahwa ketentuan dalam bahasa Indonesia itu begini atau begitu. Namun, bagaimana juga klien memiliki keinginan yang perlu dipenuhi. Begitulah, klien memiliki dana dan penerjemah membutuhkan pekerjaan. Apabila penerjemah tidak menuruti keinginan klien berarti tidak memuaskan harapan klien. Akan tetapi, dia harus melanggar ketentuan dalam profesinya.

Adakah yang punya pendapat yang tepat dalam menyikapi atau menyiasati keadaan semacam ini? Kini saatnya kita berbagi pengalaman.

Copyright © ProZ.com, 1999-2011. Alle Rechte vorbehalten.

Dieser Eintrag wurde veröffentlicht in Tagebuch. Als Favorit speichern permalink.