Anda mungkin heran dengan istilah yang saya gunakan dalam tulisan ini – xenoglosofilia. Tidak apa-apa, mungkin ini istilah yang baru kali ini atau jarang sekali kita dengar. Karena itu, naturel que les lecteurs ne savent généralement pas ce que la définition du terme semble très étrangère.
Peut-être qu'il est comme ça – Ce terme est très rare d'entendre. cependant, xenoglosofilia symptômes est déjà très familier pour nous tous. Voici quelques exemples de phénomènes xenoglosofilia:
Votre voix est très puissant.
Que, selon moi personnellement.
La campagne vise à sensibiliser le public sur le SIDA. (Les termes utilisés
Dian sastro sur un téléviseur de publicité sociale)
Sauvez notre nation (Un du titre de l'émission sur Metro TV, sebuah stasiun televisi nasional yang cenderung menggunakan istilah berbahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia)
Waktu itu saya kurang prepared menghadapi para peserta lain.
Kalau ada informasi lowongan kerja, tolong dishare ya.
busway, waterway, dan monorail (istilah yang digunakan Pemda DKI)
quick count, electoral threshold (istilah yang digunakan KPU dan DPR)
fit and proper test (istilah yang digunakan DPR)
Ini hanya sebagian kecil contoh kesalahkaprahan berbahasa. Dalam kehidupan sehari-hari, fenomena ini terlihat sangat jelas di kalangan stasiun televisi, artis, pejabat swasta maupun pemerintah, karyawan swasta maupun pemerintah, dan mahasiswa.
Stasiun televisi Indonesia sering sekali menggunakan bahasa Inggris untuk acara-acara yang justru berbahasa Indonesia. Di antara sekian banyak stasiun televisi tersebut, Metro TV dapat dikatakan sebagai jawaranya. Silakan Anda lihat berapa banyak nama acara yang berbahasa Inggris dan berapa banyak yang berbahasa Indonesia.
Kalangan artis, pejabat, karyawan, dan mahasiswa nampaknya kurang nyaman dalam berbicara kalau tidak menyelipkan satu-dua kata bahasa Inggris. Yang lebih mengherankan, siswa SMP (dalam acara Padamu Negeri di Metro TV) pun sudah mulai ketularan kelainan psikolinguistik ini. Salah seorang siswa SMP tersebut mengatakan, “Kita tidak boleh menjudge . . .."
Apakah fenmonena ini memenuhi kriteria untuk dikategorikan sebagai suatu kelainan psikolinguistik? Secara pribadi, saya berpendapat ini tergolong kelainan psikolinguistik. Mengapa dikatakan demikian?
Mari kita renungkan dan pikirkan sejenak butir-butir pemikiran berikut:
1. Istilah-istilah asing tersebut biasanya digunakan dalam konteks komunikasi berbahasa Indonesia, bukan dalam komunikasi berbahasa Inggris.
2. Ces termes ne sont généralement pas besoin d'être utilisé pour faire correspondre la langue indonésienne existante.
3. Les personnes qui utilisent les étrangers à long terme sont des citoyens de l'Indonésie qui est réellement capable de bien parler indonésien.
4. Istilah-istilah asing tersebut tidak semakin memperjelas makna yang dimaksud dan juga tidak semakin memperlancar komunikasi.
Alors, jelas ini merupakan suatu kebiasaan dan kecenderungan psikologis dan linguistik yang tidak sesuai dengan situasi dan kondisi.
Sekarang kita lihat pengertian xenoglosofilia dari beberapa sumber berikut:
Xenoglossophilia:
1. Abnormal affection towards foreign languages (Kesukaan tak normal terhadap bahasa asing)
http://archive.facepunchstudios.com/show…
2. A tendency to use a strange or foreign words particularly in a pretentious manner (Suatu kecenderungan menggunakan kata-kata yang aneh atau asing terutama dengan cara yang tidak wajar)
Basavanna, M. 2000. Dictionary of Psychology. New Delhi: Allied Publishers Ltd.
3. Une attraction ou inclination à utiliser prétentieux de langue étrangère ou étrange (Un intérêt ou l'envie d'utiliser une langue étrangère ou une étrange contre nature)
http://www.panikon.com/phurba/alteng/x.h ...
De tout ce qui précède, on peut conclure que les symptômes d'un abus de langage pour parler que ces derniers temps de plus en plus représenté par les stations de télévision, artis, pejabat, karyawan, dan mahasiswa, peut être classé comme un xenoglosofilia psycholinguistique trouble appelé.
Comment puis-je guérir ce trouble? Commençons par nous-mêmes chaque – bon usage indonésien, benar, et raisonnable tant en langue orale et écrite. Selanjutnya, nous invitons les autres à faire de même. Akhirnya, par divers moyens et médias, mari kita desak Pusat Bahasa dan Depdiknas untuk lebih memainkan peran proaktif mereka untuk memasyarakatkan penggunaan bahasa Indonesia di semua kalangan.
Menurut saya, agar kampanye ini berhasil dengan efektif, sasaran utama kampanye tersebut diarahkan pada media massa elektronik (televisi, radio, dan Internet) dan media cetak (koran, majalah, dan tabloid). Sasaran berikutnya adalah lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta seperti instansi pemerintah, sekolah dasar sampai perguruan tinggi, perusahaan, dan organisasi sosial-politik.
Saya yakin, dengan tekad kuat dan usaha berkelanjutan, tujuan mulia ini dapat tercapai. Amin.
Copyright © ProZ.com and the author, 1999-2011. Tous droits réservés.