인도네시아의 adalah bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.[2] Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu.[3] Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang)[4] dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “인도네시아의” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.[5] Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.[6] Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,[7] sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.[8] Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.[9]
Masa lalu sebagai bahasa Melayu
Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern.
Aksara pertama dalam bahasa Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan. Istilah Melayu atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang bertempat di Batang Hari, 잠비, dimana diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi menggunakan dialek “o” sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek Melayu berkembang secara luas dan menjadi beragam.
Istilah Melayu atau Malayu berasal dari Kerajaan Malayu, sebuah kerajaan Hindu-Budha pada abad ke-7 di hulu sungai Batanghari, Jambi di pulau Sumatera, jadi secara geografis semula hanya mengacu kepada wilayah kerajaan tersebut yang merupakan sebagian dari wilayah pulau Sumatera. Dalam perkembangannya pemakaian istilah Melayu mencakup wilayah geografis yang lebih luas dari wilayah Kerajaan Malayu tersebut, mencakup negeri-negeri di pulau Sumatera sehingga pulau tersebut disebut juga Bumi Melayu seperti disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama.
Ibukota Kerajaan Melayu semakin mundur ke pedalaman karena serangan Sriwijaya dan masyarakatnya diaspora keluar Bumi Melayu, belakangan masyarakat pendukungnya yang mundur ke pedalaman berasimilasi ke dalam masyarakat Minangkabau menjadi klan Malayu (suku Melayu Minangkabau) yang merupakan salah satu marga di Sumatera Barat. Sriwijaya berpengaruh luas hingga ke Filipina membawa penyebaran Bahasa Melayu semakin meluas, tampak dalam prasasti Keping Tembaga Laguna.
Bahasa Melayu kuno yang berkembang di Bumi Melayu tersebut berlogat “o” seperti Melayu Jambi, Minangkabau, Kerinci, Palembang dan Bengkulu. Semenanjung Malaka dalam Nagarakretagama disebut Hujung Medini artinya Semenanjung Medini.
Dalam perkembangannya orang Melayu migrasi ke Semenanjung Malaysia (= Hujung Medini) dan lebih banyak lagi pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Islam yang pusat mandalanya adalah Kesultanan Malaka, istilah Melayu bergeser kepada Semenanjung Malaka (= Semenanjung Malaysia) yang akhirnya disebut Semenanjung Melayu atau Tanah Melayu. Tetapi nyatalah bahwa istilah Melayu itui berasal dari Indonesia. Bahasa Melayu yang berkembang di sekitar daerah Semenanjung Malaka berlogat “e”.
Kesultanan Malaka dimusnahkan oleh Portugis tahun 1512 sehingga penduduknya diaspora sampai ke kawasan timur kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu Purba sendiri diduga berasal dari pulau Kalimantan, jadi diduga pemakai bahasa Melayu ini bukan penduduk asli Sumatera tetapi dari pulau Kalimantan. Suku Dayak yang diduga memiliki hubungan dengan suku Melayu kuno di Sumatera misalnya Dayak Salako, Dayak Kanayatn (Kendayan), dan Dayak Iban yang semuanya berlogat “a” seperti bahasa Melayu Baku.
Penduduk asli Sumatera sebelumnya kedatangan pemakai bahasa Melayu tersebut adalah nenek moyang suku Nias dan suku Mentawai. Dalam perkembangannya istilah Melayu kemudian mengalami perluasan makna, sehingga muncul istilah Kepulauan Melayu untuk menamakan kepulauan Nusantara.
Secara sudut pandang historis juga dipakai sebagai nama bangsa yang menjadi nenek moyang penduduk kepulauan Nusantara, yang dikenal sebagai rumpun Indo-Melayu terdiri Proto Melayu (Melayu Tua/Melayu Polinesia) dan Deutero Melayu (Melayu Muda). Setelah mengalami kurun masa yang panjang sampai dengan kedatangan dan perkembangannya agama Islam, suku Melayu sebagai etnik mengalami penyempitan makna menjadi sebuah etnoreligius (Muslim) yang sebenarnya didalamnya juga telah mengalami amalgamasi dari beberapa unsur etnis.
M. Muhar Omtatok, seorang Seniman, Budayawan dan Sejarahwan menjelaskan sebagai berikut: “Melayu secara puak (etnis, suku), bukan dilihat dari faktor genekologi seperti kebanyakan puak-puak lain. Di Malaysia, tetap mengaku berpuak Melayu walau moyang mereka berpuak Jawa, Mandailing, Bugis, Keling dan lainnya. Beberapa tempat di Sumatera Utara, ada beberapa Komunitas keturunan Batak yang mengaku Orang Kampong – Puak Melayu
Kerajaan Sriwijaya dari abad ke-7 Masehi diketahui memakai bahasa Melayu (sebagai bahasa Melayu Kuna) sebagai bahasa kenegaraan. 남부 수마트라에있는 다섯 고대의 비문은 산스크리트어에서 말레이 흩어져 외래어의 유산이었다, 인도 -이란 지점의 인도 - 유럽 언어. 이 언어의 사용에 도달하면 충분히 널리 알려져, 또한 자바의 다음 세기의 문서를 찾을 수 있기 때문에[10] 그리고 루손 섬.[11] 같은 단어 사무 드라, 아내, 라자, 아들, 머리, 결혼, 과 유리 15 세기까지의 기간에 입력.
15 세기 양식을 진행됨에 따라 말레이 고전으로 간주된다 (고전 말레이어 또는 중세 말레이어). 이 양식은 말라카 술탄에 의해 사용된다, 누구의 개발은 이후로 불렀다 말레이어 높이. 그것의 사용은 수마트라 주변의 왕족들 사이에서 제한된다, 자바, 와 말레이 반도.[참조?] 포르투갈어 보고서, 메 피레스에 의해, 예를 들어, menyebutkan adanya bahasa yang dipahami oleh semua pedagang di wilayah Sumatera dan Jawa. Magellan dilaporkan memiliki budak dari Nusantara yang menjadi juru bahasa di wilayah itu. Ciri paling menonjol dalam ragam sejarah ini adalah mulai masuknya kata-kata pinjaman dari bahasa Arab dan bahasa Parsi, sebagai akibat dari penyebaran agama Islam yang mulai masuk sejak abad ke-12. Kata-kata bahasa Arab seperti masjid, kalbu, kitab, kursi, selamat, dan kertas, serta kata-kata Parsi seperti anggur, cambuk, dewan, saudagar, tamasya, dan tembakau masuk pada periode ini. Proses penyerapan dari bahasa Arab terus berlangsung hingga sekarang.
Kedatangan pedagang Portugis, diikuti oleh Belanda, Spanyol, dan Inggris meningkatkan informasi dan mengubah kebiasaan masyarakat pengguna bahasa Melayu. 일상 생활에서 유럽 습관 포르투갈어 많은 풍부한 단어, 같은 교회로, 구두, sabun, meja, 했다, 많은, 창문. 네덜란드 주로 많은 관리 분야에서 우라늄 농축을 제공합니다, 공식 활동 (행사 및 군사 예를 들면), 기술 20 세기 초반까지. 같은 재떨이 등의 단어, 경찰, 냉장고, 배출, 그리고 스탬프이에서 대출입니다.
언어는 점차 영어가 아닌 다른 언어의 스피커에서 사용하는 중국에서 이민 음성, 그들 사이의 접촉의 결과로 그 네덜란드 식민지에서 집중적으로 시작. 예상 할 수 있었, 중국어 단어는 일반적으로 비즈니스와 일상 생활의 요구와 관련된 입력, 칼 같은, 콩나물, 알고있다, 애틱, 했다, 보스, 및 금융.
Jan Huyghen van Linschoten pada abad ke-17 dan Alfred Russel Wallace pada abad ke-19 menyatakan bahwa bahasa orang Melayu/Melaka dianggap sebagai bahasa yang paling penting di “dunia timur”.[12] Luasnya penggunaan bahasa Melayu ini melahirkan berbagai varian lokal dan temporal. Bahasa perdagangan menggunakan bahasa Melayu di berbagai pelabuhan Nusantara bercampur dengan bahasa Portugis, bahasa Tionghoa, maupun bahasa setempat. Terjadi proses pidginisasi di beberapa kota pelabuhan di kawasan timur Nusantara, misalnya di Manado, Ambon, dan Kupang. Orang-orang Tionghoa di Semarang dan Surabaya juga menggunakan varian bahasa Melayu pidgin. Terdapat pula bahasa Melayu Tionghoa di Batavia. Varian yang terakhir ini malah dipakai sebagai bahasa pengantar bagi beberapa surat kabar pertama berbahasa Melayu (sejak akhir abad ke-19).[13] 이 지역의 변형은 일반적으로 불린다 말레이어 시장 연구자 언어로.
Terobosan penting terjadi ketika pada pertengahan abad ke-19 Raja Ali Haji dari istana Riau-Johor (pecahan Kesultanan Melaka) menulis kamus ekabahasa untuk bahasa Melayu. Sejak saat itu dapat dikatakan bahwa bahasa ini adalah bahasa yang full-fledged, sama tinggi dengan bahasa-bahasa internasional pada masa itu, karena memiliki kaidah dan dokumentasi kata yang terdefinisi dengan jelas.
Hingga akhir abad ke-19 dapat dikatakan terdapat paling sedikit dua kelompok bahasa Melayu yang dikenal masyarakat Nusantara: bahasa Melayu Pasar yang kolokial dan tidak baku serta bahasa Melayu Tinggi yang terbatas pemakaiannya tetapi memiliki standar. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai lingua franca, tetapi kebanyakan berstatus sebagai bahasa kedua atau ketiga. Kata-kata pinjaman
인도네시아의
Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi (karena telah memiliki kitab-kitab rujukan) sejumlah sarjana Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah “embrio” bahasa Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu Riau-Johor.
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa Melayu mulai terlihat. Pada tahun 1901, 인도네시아 (sebagai Hindia-Belanda) mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di bawah Inggris mengadopsi ejaan Wilkinson.[12] 속어 말레이어의 책의 준비의 맞춤법 반 Ophuysen의 시작 (시작 1896) Ophuijsen의, Nawawi Soetan Manyangadze 및 Moehammad Taib 이브라힘 Soetan의 도움을.
정부의 개입은 설립과 함께 더 강해지고있다 Volkslectuur에위원회 (“위원회의 읽기” – KBR) pada tahun 1908. 나중에이 기관은 홀 Poestaka가. Pada tahun 1910 이위원회, D.A의지도 아래. Rinkes, Poestaka 공원 프로그램은 네이티브 학교의 다양성과 일부 정부 소유 기관에 작은 도서관을 형성하여 출시. 이 프로그램의 개발을 매우 빠르게, 2 년의 주위에 형성하고있다 700 perpustakaan.[14] 인도네시아어 공식적으로 인정 “국가 연합의 언어” 청소년 서약시 28 Oktober 1928. 제안 무하마드 Yamin의 국가 언어로 말레이어의 사용, 정치인, 작가, 그리고 역사. 자카르타에서 두 번째로 국회에서의 연설에서, Yamin 말했다,
- “인도네시아와 문학 언어의 미래를 참조, 국가 언어가 자바어와 말레이어입니다 있어야하는데 만 두 언어가있다. 그러나 두 언어의, 말레이어가 공용어 또는 화합의 언어가 될 것이다 조만간했다.”[15]
인도네시아 언어와 문학의 발전은 크게 작가 미낭 카바 우족에 의해 영향을 받았다, 마라 Rusli 등, 압둘 MUIS, 만 Sutan 이스 칸 다르, Sutan Alisyahbana, Hamka, 루스 탐 Effendi, Idrus, 및 기본. 시인은 충전을 많이하고 어휘를 증가, sintaksis, 또는 형태 인도네시아어.[16]
중요한 이벤트
이 문서 또는 섹션의 문체는 위키 백과 덜 적합하지 않거나입니다. 이야기 페이지를 참조하십시오. 더 나은 기사를 쓰기에 또한 설명서를 참조하십시오. |
- Tahun 1908 pemerintah kolonial mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), yang kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit ini menerbitkan novel-novel, seperti Siti Nurbaya dan Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.
- Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato menggunakan bahasa Indonesia.[17]
- Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.
- Tahun 1933 berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang menamakan dirinya sebagai Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
- Tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana menyusun Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.
- Tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Dari hasil kongres itu dapat disimpulkan bahwa usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan Indonesia saat itu.
- Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah Undang-Undang Dasar 1945, yang salah satu pasalnya (Pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara.
- Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan ejaan Republik sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
- Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1954 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan. Kongres ini merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus-menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai bahasa kebangsaan dan ditetapkan sebagai bahasa negara.
- Tanggal 16 Agustus 1972 H. M. Soeharto, Presiden Republik Indonesia, meresmikan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) melalui pidato kenegaraan di hadapan sidang DPR yang dikuatkan pula dengan Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
- Tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi berlaku di seluruh wilayah Indonesia (Wawasan Nusantara).
- Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia.
- Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal mungkin.
- Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Belanda, 독일의, dan Australia. Kongres itu ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
- Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, 독일의, Hongkong, India, Italia, 일본, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.
- Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia, 자카르타라는 인도네시아 공화국의 수도. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
Penyempurnaan ejaan
Ejaan-ejaan untuk bahasa Melayu/Indonesia mengalami beberapa tahapan sebagai berikut:
Ejaan van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Ophuijsen 반 맞춤법 이름으로 알려진 가이드 라인 문법은 공식적으로 식민 정부에 의해 인정되었다 1901. 이 마법의 특징이다:
- 편지 나는 문자 구별 할 나는 접미사로, 따라서 같은 이중 모음으로 자신을 표현한다 mulai 와 붐비는. 또한 편지를 작성하는 데 사용 과 에서와 같이 Soerabaia.
- 편지 j 단어를 쓰기 장, 죽음의 포인트, 애정, dsb.
- 편지 OE 단어를 쓰기 전문가, 따라서, oemoer, dsb.
- 구별 마크, 혼수 및 징후로는 Trema을 아 인 등, 단어를 쓰기 ma'moer, '의미, ta ', 하지만 ', dsb.
맞춤법 공화국
맞춤법에 공개되었다 19 Maret 1947 이전의 철자를 교체. Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
- 편지 OE diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dsb.
- Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
- Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
- Awalan di– dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
[sunting] Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini.
Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia, semakin dibakukan.
Perubahan:
인도네시아 (pra-1972) |
Malaysia (pra-1972) |
Sejak 1972 |
---|---|---|
TJ | ch | c |
dj | j | j |
ch | kh | kh |
nj | ny | ny |
sj | sh | sy |
j | 과 | 과 |
oe* | u | u |
Catatan: Tahun 1947 “OE” sudah digantikan dengan “u”.
인도네시아어 외래어 목록
인도네시아어가 열립니다 언어이다. 요점은 다음 언어가 다른 언어의 단어를 흡수된다는 것입니다.
원어 | 단어의 수 |
---|---|
Belanda | 3.280 kata |
Inggris | 1.610 kata |
아랍의 | 1.495 kata |
산스크리트어 - 자바어 | 677 kata |
중국어 | 290 kata |
Portugis | 131 kata |
타밀 사람 | 83 kata |
파르 | 63 kata |
힌디 어 | 7 kata |
자국의: 자바, Sunda, DLL. | … |
출처: Buku berjudul “Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia” (1996) yang disusun oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang bernama Pusat Bahasa).
Penggolongan
Indonesia termasuk anggota dari Bahasa Melayu-Polinesia Barat subkelompok dari bahasa Melayu-Polinesia yang pada gilirannya merupakan cabang dari bahasa Austronesia. Menurut situs Ethnologue, bahasa Indonesia didasarkan pada bahasa Melayu dialek Riau yang dituturkan di timur laut Sumatra
Distribusi geografis
Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun lebih banyak digunakan di area perkotaan (seperti di Jakarta dengan dialek Betawi serta logat Betawi).
Penggunaan bahasa di daerah biasanya lebih resmi, dan seringkali terselip dialek dan logat di daerah bahasa Indonesia itu dituturkan. 다른 사람들과 의사 소통을하기 위해 때때로 인도네시아어를 대체 사용 daerahlah 언어에 포함되는.
순위 공식
에 명시된 인도네시아어 매우 중요한 위치를 차지하고:
- 셋째 서약 청소년 서약 1928 소리와 함께, "우리는 국가의 언어를지지하는 아들과 인도네시아의 딸이다, 인도네시아어.
- 인도네시아 공화국의 헌법 1945 밥의 XV (플래그, Bahasa, 그리고 국가 상징, 그리고 애국가) Pasal 36 상태가 "국가 언어 한국어".
이 두, 인도네시아 위치로:
- 국가 언어, 그 위치는 지역 언어 이상.
- 국어 (인도네시아 공화국의 공식 언어)
음운론
인도네시아어는있다 26 즉 음소 21 자음과 5 모음. 또한, 시스템은 간단하다 문법, 어디에:
앞 | 중 | 후방 | |
---|---|---|---|
닫은 | ı | 유 | |
중간 | e | ə | o |
거의 열기 | (ɛ) | (ɔ) | |
열린 | a |
인도네시아어는이 이중 모음 / 인공 지능 /, /에서 /, dan / oi /. Namun, 닫힌 음절에서 air 두 번째 모음은 이중 모음으로 발음
입술의 | 치아 | 천국2 단단한 |
천국2 부드러운 |
슬릿 소리 |
|
---|---|---|---|---|---|
코 | 엠 | 엔 | ɲ | 엔 | |
긋다 | P는 B | t D | C ɟ | 킬로그램 | ʔ |
활기 | (에프) | s (부터) | (기음) | (x) | 시간 |
진동 / 뒷면 | 리터 r에 | ||||
거의 | w | j |
- 괄호 안의 자음 음소 대출입니다 만 단어 흡수에 나타납니다 동안 괄호 보컬은 이음이다.
- /케이/, /피/, 단 / t / tidak의 diaspirasikan
- /t /와 / 개발 / 영어로 자음 자음 충치하지 않습니다.
- /K / 성문 파열음으로 음절 끝에
- 강조는 단어 루트의 두 번째 마지막 음절에 위치. 이 음절이 실신을 포함하는 경우 그러나 강조는 마지막 음절로 이동.
쓰기 시스템
대문자 | 소문자 | IPA | 대문자 | 소문자 | IPA |
---|---|---|---|---|---|
A | a | /ɑː / | N | 엔 | /엔/ |
B | b | /비/ | O | o | /ɔ, O / |
C | c | /tʃ / | P | p | /피/ |
D | d | /디/ | Q | 큐 | /큐/ |
E | e | /e, ɛ / | R | 아르 자형 | /아르 자형/ |
F | 에프 | /에프/ | S | s | /에스/ |
G | 지 | /ɡ / | T | t | /티/ |
H | 시간 | /시간 / | U | u | /에서 / |
I | 나는 | /나는/ | V | V | /V, ʋ / |
J | j | /dʒ / | W | w | // w |
K | k | /케이/ | 엑스 | x | /KS / |
L | 엘 | /엘/ | Y | 과 | /J / |
M | 엠 | /엠/ | 와 | 부터 | /Z / |
타타 어
다른 유럽 언어와 비교, 인도네시아어 의해 성이라는 단어를 사용하지 않았다. 같은 예를 들어 대명사 “일” 특별히 표시하지 않는 여부를 그에게 소년 또는 소녀를 호출 한 사람. 동일은 같은 단어에서 발견된다 “남동생” 과 “여자 친구” 일례로서. 성별을 정교하게하려면, 형용사는 추가해야합니다, “동생” 일례로서.
단어 섹스도 있습니다, 예를 들어 같은 “딸” 과 “아들”. 이런 단어는 일반적으로 다른 언어에서 흡수된다. 위의 경우, 두 번째 단어는 고대 자바어를 통해 산스크리트어에서 흡수된다.
복수 형태로 명사를 수정하는 데 사용됩니다 이중으로 함 (루프는 말했다), 만하지만 수가 컨텍스트에 포함되지. Sebagai contoh “천명” 구두의, bukan “천명”. 재발 단어는 또한 많은 다른 용도로 사용, 명사에 한정되지.
인도네시아어는 첫 번째 사람이 복수 대명사의 두 가지 유형을 사용합니다, 즉 “kami” 과 “우리”. “우리” 대명사는 대담을 제외한 즉, 독점, sedangkan “우리” 포함 대명사라는 사람들의 그룹이 대담을 포함한다는 것을 의미한다.
문구베이스, 즉 주제 – 술부 – 목적 (SPO), 다른 표현도 할 수 있지만,. 동사는 사람들에게 언어 berinfleksikan 또는 주체와 객체의 수에없는. 때 모르는 또한 인도네시아어 (시제). 타임 시간 부사를 추가하여 나타낸다 (seperti, “어제” 또는 “내일”), 또는 다른 지시 “이미” 또는 “belum”.
아주 간단한 문법으로 인도네시아어는 자신의 복잡성을, 첫 번째 인도네시아어를 배우고있는 사람들을위한 매우 혼란 스러울 수 접두사, 즉 사용.
Awalan, akhiran, 및 삽입
인도네시아어 많은 접두사가, akhiran, 및 삽입, 원래 열도의 언어 또는 외국어에서 차용 모두.
Awalan | 기능 (프레이머) | 변형 | 연결 |
---|---|---|---|
ber- | 단어 | 있다-; bel- | 당- |
있다- | 단어; 형용사 | 에 대하여; 전화- | ke- |
멩- | 단어 (aktif) | 나를-; 남성 -; 멤; 메뉴- | 디; 온; -sometimes; 당신; |
di- | 단어 (수동태) | 멩- | |
ke- | 약속; 숫자; 단어 (대화) | 있다- | |
당- | 단어; 약속 | 온; 로- | ber- |
펭- | 약속 | 온; 펜-; 개발; 거품- | 멩- |
이다- | klitika; 부사 | ||
그-, 당신- | 단어 (aktif) | 나를- |
[sunting] Dialek dan ragam bahasa
Lihat pula: Varian-varian bahasa Melayu
Pada keadaannya bahasa Indonesia menumbuhkan banyak varian yaitu varian menurut pemakai yang disebut sebagai dialek dan varian menurut pemakaian yang disebut sebagai ragam bahasa.
Dialek dibedakan atas hal ihwal berikut:
- Dialek regional, yaitu rupa-rupa bahasa yang digunakan di daerah tertentu sehingga ia membedakan bahasa yang digunakan di suatu daerah dengan bahasa yang digunakan di daerah yang lain meski mereka berasal dari eka bahasa. Oleh karena itu, dikenallah bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta (Betawi), atau bahasa Melayu dialek Medan.
- Dialek sosial, yaitu dialek yang digunakan oleh kelompok masyarakat tertentu atau yang menandai tingkat masyarakat tertentu. Contohnya dialek wanita dan dialek remaja.
- Dialek temporal, yaitu dialek yang digunakan pada kurun waktu tertentu. 말레이어 압둘라의 슈리 비자 야 제국 말레이어 방언과 방언의 예.
- Idiolek, 언어의 전반적인 특성. 우리 모두는 인도네시아 말을해도, 우리는 각각 발음 개인 특성을 가지고, 타타 어, 또는 단어 선택과 부.
인도네시아어 거대한 무제한 언어의 다양성. 그래서, 이는 피사체에 기초하여 나누어 져, 중간 회담, dan hubungan antarpembicara.
Ragam bahasa menurut pokok pembicaraan meliputi:
- ragam undang-undang
- ragam jurnalistik
- ragam ilmiah
- ragam sastra
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembicara dibagi atas:
- ragam lisan, terdiri dari:
- ragam percakapan
- ragam pidato
- ragam kuliah
- ragam panggung
- ragam tulis, terdiri dari:
- ragam teknis
- ragam undang-undang
- ragam catatan
- ragam surat-menyurat
Dalam kenyataannya, bahasa baku tidak dapat digunakan untuk segala keperluan, tetapi hanya untuk:
- komunikasi resmi
- wacana teknis
- pembicaraan di depan khalayak ramai
- pembicaraan dengan orang yang dihormati
Selain keempat penggunaan tersebut, dipakailah ragam bukan baku.